Sunday, February 12, 2017

PERANG MELAWAN KEBODOHAN

السلا م عليكم ورحمة الله وبركا تة
الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنياوالدين والصلاةوالسلام على اشرف الانبياءوالمرسلين وعلى اله وصحبه اجمعين (امابعد)

Hadirin yang saya hormati
Ada orang yang bertanya; lebih baik mana orang bodoh yang ta’at beragama dibanding dengan orang yang berilmu tetapi tidak ta’at beragama???
Andaikan ada alternative ke tiga tentu kita akan menjawab, ya lebih baik orang yang  berilmu dan juga ta’at beragama. Betul
Tapi bila diminta untuk untuk menjawab dua alternative ini saja, maka kita juga balik bertanya. Apakah ada orang yang taat beragama sedangkan dia itu bodoh?
Disinilah banyak orang yang belum mengerti. Disangkanya agama itu hanya urusan sholat, puasa, zakat, haji. Titik. Siapa yang melakukan dengan tekun di cap sebagai orang alim. Sementara aspek-aspek yang lain dari ajaran ini sering dilupakan. Apalagi Pada era globalisasi ini, manusia banyak yang lupa akan jati dirinya, sehingga tetap dalam kebodohan dan kebrokbrkan mental yang semakin menjadi, berawal dari itulah maka saya akan membahas sebuah tema pembicaraan,
“perang melawan kebodohan”

Hadirin yang mulia
Berawal dari firman Allah ayat Surat al-alaq ayat 1-5.. (dibacakan surat dan artinya)
Ajaran islam pertama kali, sebelum ada perintah yang lainnya adalah anjuran bagi kaum muslimin untuk belajar. Bukanlah Alloh Swt menurunkan wahyu pertama kepada nabi muhammad adalah dengan kalimat iqra’ yang artinya bacalah. Sedangkan membaca itu adalah aspek terpenting dalam belajar. Semua pelajaran harus menggunakan bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat
Demikianlah kita bisa memahami bahwa orang yang taat beragama adalah mereka yang selalu membaca. Yakni.. Ayat-ayat Alloh baik yang qauliah maupun quniyah.
Dalam ajaran agama islam, ilmu tidak dapat dipisahkan dengan amal pebuatan. Artinya amal perbuatan tanpa didasari ilmu akan tertolak atau tidak diterima. Sedangkan ilmu tanpa diamalkan adalah sia-sia bahkan membuat celaka. Mengapa kaum muslimin sekarang masih menghadapi problem besar, yaitu kebodohan? Tidak lain karena umat islam banyak yang salah dalam memahami ajaran islam. Dikiranya dengan shalat yang tekun, (walau hanya dengan pakaian kumal, dengan ma’na yang dangkal, asal bisa bacaannya dan do’a) sudah cukup. Dikiranya dengan itu sudah dijamin diterima suatu amal perbuatan. Ingat pesan Allah SWT: q.s Al-isro ayat 36
ولا تقف ماليس لك به علم ان السمع والبصروالفؤاد كل الئك كان مسئولا
Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra)
Kenapa wahyu yang turun pertama, sebelum perintah zakat, shalat, puasa dan perintah- perintah lainnya, Allah memerintahkan kaum muslimin untuk membaca? Jawabannya jelas bahwa seluruh ajaran islam harus dikerjakan dengan penuh kesadaran, bukan paksaan. Sedang kesadaran itu kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Dengan membaca umat islam diharapkan bisa memilih, beriman atau kafir. Memilih syari’ah Allah atau syari’ah manusia. Undang-undang Allah atau undang-undang manusia. Agama Allah atau agama manusia.
Alloh berfirman surat Albaqoroh ayat 256
“ Tiada paksaan dalam beragama. Sungguh telah nyata kebenaran dari kesesatan.” (Al-baqoroh  :256)

Untuk bisa memilih dengan baik, berdasar atas suatu pertimbangan yang matang diperlukan ilmu pengetahuan. Tidak asal memilih atau karena tiada pilihan lain. untuk itulah Allah telah melengkapi manusia dengan instrumen yang memadai. Allah menyediakan telinga untuk mendengar, menyediakan mata untuk melihat, mengkaruniakan otak untuk berfikir. Allah juga memberi hati nurani untuk merasa. Sungguh lengkap instrumen yang Allah berikan kepada manusia. Tentu saja semua itu tidak hanya sebagai pelengkap atau penghias saja, semua punya fungsi dan peran yang luar biasa. Hanya orang yang bersyukur saja yang memnfaatkannya. Alloh berfirman dalam surat assajdah ayat 9.

“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya roh(ciptaannya) dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
Hadirin yang berbahagia….
Orang yang bersyukur adalah mereka yang bias memanfaatkan pemberian Allah dengan sebaik-baiknya. Kenapa dalam ayat ini alloh menyebutkan hanya sedikit orang-orang yang bersyukur? Sebab memang demikian kenyataanya. Orang yang mampu memanfaatkan karunia Alloh, dalam hal ini pendengaran, penglihatan dan hati nurani hanya sedikit. Mereka diberi telinga tapi hanya dipergunakan sia-sia. Digunakan untuk mendengar hal yang kurang bermanfaat. Mereka diberi mata tap tidak dipakai untuk halihat hal-hal yang berguna. Hati nurani sebagai karunia terbesar kadang tidak diasah.
Pada hari kiamat nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban kita, apakah semua instrument tersebut sudah kita manfaatkan secara maksimal atau belum. Kalau kita menggunakan semua peralatan tadi dengan baik, cara dan metodenya tepat, niscaya kita tidak bodoh. Bila umat islam pandai bersyukur, niscaya sudah sejak lama kita terhindar dari penyakit kebodohan.
Itulah sebabnya nabi sangat getol memberantas kebodohan. Bahkan saking getolnya, bagi para tawanan yang bias mengajari baca tulis akan dibebaskan. Bukan main penghargaan nabi terhadap orang-orang yang mau belajar mengajar.
Inilah contoh kongkrit ajaran islam. Karenanya tidak heran bila dalam waktu yang tidak terlalu lama para pendukung islam menunjukan prestasi yang gemilang. Dalam beberapa abad umat islam memimpin peradaban dunia. Negara-negara islam menjadi kiblat ilmu pengetahuan. Lahirlah pada saat itu ilmuan-ilmuan yang terukir indah dalam sejarah. Mereka adalah orang-orang yang alim, yang mengerti dan memahami ajaran islam. Mereka menghayati perintah pertama dari Allah kepada nabinya.
Hadirin yang berbahagia…..
Oleh karena itu kalau kita ingin bangkit, maka kita harus menyadari perintah pertama ini ( iqra’). Yaitu harus banyak-banyak  membaca.
Sekian kiranya yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas segala perhatiannya.             


والسلا م عليكم ورحمة الله وبركا تة

ARTIKEL TERKAIT:



Manajemen
1. Kepemimpinan
2. Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow