Wednesday, October 2, 2019

KEHIDAPAN SOSIAL DAN EKONOMI BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM


A. Kehidupan Sosial di Jazirah Arab

Bila dilihat dari segi sosiologis dan antropologis bangsa Arab mempunyai tingkat solidaritas dan budaya yang tinggi. Tingkat solidaritas yang sangat tinggi itu bisa dilihat dari kehidupan bangsa Arab di padang pasir yaitu kaum Badui. Mereka mempunyai perasaan kesukuan yang tinggi. Karena sukuisme itulah yang akan melindungi keluarga dan warga suatu suku. Hal ini disebabkan terutama karena di padang pasir tidak ada pemerintahan atau suatu badan resmi yang dapat melindungi rakyat atau warga negaranya dari penganiayaan dan tindakan sewenang-wenang dari siapa saja. Kabilah atau suku itulah yang mengikat warganya dengan ikatan darah (keturunan) atau ikatan kesukuan. Kabilah itulah yang berkewajiban melindungi warganya, dan melindungi orang-orang yang menggabungkan diri atau meminta perlindungan kepadanya.
Bila salah seorang dari warganya, atau dari pengikut-pengikutnya dianiaya atau dilanggar haknya, maka menjadi kewajiban atas kabilah atau suku itu menuntut bela.
Bangsa Arab mempunyai budaya yang tinggi itu dapat diketahui dari kerajaan-kerajaan yang berdiri di Yaman. Dari Bani Qathan ini telah berdiri kerajaan-kerajaan yang berkuasa di daerah Yaman, di antaranya yang terpenting adalah kerajaan Main, Qutban, Saba dan Himyar.
1.  Kerajaan Main (Ma’niyah)
Kerajaan Main ini berdiri kira-kira 1200 th SM., di Yaman. Kerajaan Main ini didirikan oleh suku Main, yaitu suatu suku yang terbilang besar di antara suku-suku dari Bani Qathan.
Kerajaan ini telah memiliki kekuasaan yang besar dan kekayaan yang melimpah-limpah. Penghidupan mereka terutama sekali ialah berniaga. Kekuasaan mereka pun bersumber pada perniagaan. Mereka telah membangun kota-kota yang digunakan sebagai stasiun perniagaan di sepanjang jalan yang melintasi Tanah Arab dari selatan ke utara sampai ke Suriah. Stasiun ini berfungsi  menyiapkan  perbekalan  yang  dibutuhkan  para  khalifah  serta menjaga para khalifah dari serangan perampok atau penyamun.
Bentuk pemerintahan mereka adalah monarki yang demokratis. Rajanya memerintah secara turun-temurun kepada anak, dan kadang-kadang terdapat pula seorang raja memegang kekuasaan bersama anaknya. Di samping raja ada majelis umum, sedang di kota-kota dibentuk pemerintahan setempat.
2.  Kerajaan Qutban
Kerajaan Qutban berdiri di Yaman Selatan kurang lebih 1000 SM. Ibu kotanya Qutban. Kerajaan Qutban ini mempunyai kedudukan penting dalam sejarah karena penguasaan dan pengawasan mereka terhadap Selat Bab el- Mandeb. Selat Beb el-Mandeb termasuk salah satu pusat perniagaan di masa itu.
3.  Kerajaan Saba
Kerajaan Saba berdiri kira-kira tahun 950 SM. Kerajaan Sabadibangun oleh rajanya yang pertama yang bernama SabaAbdu Syam ibn Yasyjub ibn Yarub dan Qathan.
Oleh karena daerah Yaman adalah daerah kering, karena tidak ada sebuah sungai pun mengalir di Yaman ini, dan hujannya adalah hujan musiman yang


hanya turun  pada  musim panas  saja,  maka oleh raja Saba membangun sebuah bendungan air di dekat kota Maarib ini, yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Saddu Maarib (Bendungan Maarib)
4.  Kerajaan Himyar (Himyariyah)
Kerajaan Himyar berdiri  kira-kira tahun 115 SM. Didirikan oleh suku Himyar, sedang asal-usul suku Himyar itu adalah seorang di antara saudara- saudara raja Saba pendiri kerajaan Sabaiyah.
Kerajaan Himyariyah raja-rajanya suka berperang dan menyerang serta menaklukkan negara tetangga. Maka mereka mempunyai bala tentara yang panglima-panglimanya suka memperluas daerah atau kawasan negaranya dengan menyerang atau menaklukkan negara-negara lain. Mereka pernah memerangi Persia dan Ethiopia (Habsyah) dan lain-lain.
Di antara raja-raja tersebut adalah Syammar Yarasy. Raja ini menurut sejarawan di kalangan bangsa Arab, pernah menyerang dan menaklukan Irak, Persia dan Khurasan.
Kehidupan sosial bangsa Arab dapat juga kita ketahui misalnya dengan adanya syair-syair Arab. Ada dua cara dalam mempelajari syair Arab di masa jahiliyah. Kedua cara itu amat besar manfaatnya.
a.   Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab amat dihargai.
b.   Mempelajari syair itu dengan maksud supaya kita dapat mengetahui adat-istiadat dan budi pekerti bangsa Arab.
Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang sangat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Seorang penyair mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakat bangsa Arab. Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya dapat menghina-hinakan orang yang tadinya mulia.
Syair dan kultur keagamaan masih mempertahankan sebuah elemen kehidupan Badui. Sedikit atau banyak Badui Arabia merupakan masyarakat dinamis dan politheis yang mana mereka meyakini bahwa seluruh obyek alam dan peristiwanya merupakan kehidupan roh yang dapat membantu atau mengganggu manusia.

B.  Kehidupan Politik di Jazirah Arab

Untuk mengamankan para peziarah yang datang ke kota Makkah, kota suci tempat Kabah berdiri, didirikanlah suatu pemerintahan yang pada mulanya berada di tangan dua suku yang berkuasa, yaitu Jurhum, sebagai pemegang kekuasaan politik  dan  Ismail  (keturunan  Nabi Ibrahim)  sebagai pemegang kekuasaan atas Kabah. Kekuasaan politik kemudian berpindah ke suku Khuzafah dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah pimpinan Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan-urusan politik dan urusan- urusan yang berhubungan dengan Kabah. Semenjak itu suku Quraisy menjadi suku yang mendominasi masyarakat Arab. Ada sepuluh jabatan tinggi yang dibagi-bagikan kepada kabilah-kabilah asal suku Quraisy, yaitu hijabah, pen- jaga kunci-kunci Ka’bah; siqoyah, penjaga mata air Zam-zam untuk digunakan oleh para peziarah; diyat, kekuasaan hakim sipil dan kriminal; sifarah, kuasa usaha negara atau duta; liwa, jabatan ketentraman; rifadah, pengurus pajak untuk orang miskin; nadwah, jabatan ketua dewan; khaimmah, pengurus balai musyawarah;  khazimah,  jabatan  administrasi keuangan; dan azlam, penjaga panah peramal untuk mengetahui pendapat dewa-dewa.

C.  Kehidupan Ekonomi di Jazirah Arab

Kehidupan ekonomi di Jazirah Arab dapat diketahui dari perniagaan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy. Perniagaan di masa kerajaan Saba dan

Himyar meliputi perniagaan di laut dan di darat. Perniagaan di laut yaitu ke
India dan Tiongkok, dan perniagaan di darat ialah dalam Jazirah Arab.
Setelah negeri Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan kemudian oleh bangsa Persi, maka kaum penjajah itu dapat menguasai perniagaan di laut. Akan tetapi perniagaan dalam Jazirah Arab berpindah ke tangan penduduk Makkah,  karena  kaum  penjajah  itu  tidak  dapat  menguasai bagian  dalam Jazirah Arab.
Ada faktor-faktor yang menolong Makkah dapat memegang peranan dalam perniagaan. Terutama orang-orang Yaman yang telah berpindah ke Makkah, sedang mereka mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang perniagaan. Dalam pada itu kota Makkah, dari hari ke hari bertambah masyhur, keberadaan bangunan Kabah, dan jamaah haji pun berdatangan dari segenap penjuru Jazirah Arab tiap tahun.
Penduduk Arab suka merantau untuk berniaga, sebagai suatu usaha yang utama dan sumber yang terpenting bagi penghidupan mereka. Dengan demikian perniagaan suku Quraisy menjadi giat serta mendapatkan kemajuan dan kemasyhuran dan kemajuan besar di dalam dan di luar Jazirah Arab.
Pengaruh dari budaya perdagangan bagi pengembangan dakwah adalah tersebar  luasnya  agama-agama yang  dibawa oleh para pedagang tersebut. Tipologi seorang pedangan yang mempunyai jiwa ekspansif, dinamis dan agresif, turut mempengaruhi cepat berkembangnya ajaran-ajaran Islam yang mereka bawa. Mereka berdakwah sambil berdagang. Mereka berdakwah dengan persuasif dan memberi tauladan yang baik dalam berdagang. Dengan sikap seperti itu, para relasi mereka banyak yang menaruh simpatik dan akhirnya mengikuti ajarakan masuk Islam sebagaimana yang didakwahkan oleh para muballigh dan pedagang tersebut.

No comments:

Post a Comment


ARTIKEL TERKAIT:



Manajemen
1. Kepemimpinan
2. Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow