Thursday, January 21, 2016

MERAWAT TRADISI INTELEKTUAL ASWAJA

MERAWAT TRADISI INTELEKTUAL ASWAJA
OLEH: KH. DR. EDENG ZA, M.Pd.
Disampaikan pada milad STAI MU ke-4 Maulid nabi Muhammad SAW januari 2016

A.    Objektifitas Kondisi
Abad ini oleh para ilmuan dijuluki sebagai abad VUCA
Ø  Volatility = bergejolak, berubah-ubah
Ø  Uncertaintly = memiliki ketidakpastian yang tinggi
Ø  Complexcity = Saling berhubungan, saling ketergantungan, rumit
Ø  Ambiguity = menimbulkan keragu-raguan
Dengan empat variable tersebut diatas, kondisi kita segera tergiring keambang kekacauan (edge of chaos) yang seakan-akan sudah berada dititik nadir. Dan sebagai penyebabnya antara lain:
1.      Tidak memiliki rasa kritis (sense of cresis) dan tidak memiliki rasa ada yang sangat perlu dilakukan (sense of urgency) semua merasa dalam situasi yang nyaman (comport zone)
2.      Terbangun prilaku menyangkal. Masyarakat mengakui dan mengetahui sedang terjadi banyak masalah, banyak ketidakpuasan, hanya mereka tidak mau tahu dan tidak ambil pusing karena mentalnya menjadi mental penumpang (passangers mentality), yakni:
ü  Boleh mengantuk
ü  Tak merasa perlu tau arah jalan, tidak mengerti dimana berada
ü  Yang penting duduk pasti sampai
ü  Tidak merasa perlu merawat kendaraan dan atau mengganti sopir
ü  Tidak menuntut diri untuk mengambil inisiatif ketika jalan macet atau tersumbat bahkan tersasar
ü  Menghindari resiko lebih baik menjadi pengekor yang aman
ü  Menjadi beban orang lain.
Hal ini senada dengan iklan rokok (merokok membunuhmu) kenyataannya tetap saja rokok sangat laku dan yang meroko bertambah banyak.
3.      Berhadapan dengan rumus (cost and benefit of change) cost perubahan mereka anggap rasa tidak nyaman, kehilangan sejumlah kenikmatan, kehilangan jabatan, kehilangan insentif dan lain-lain. Sementara benefit of change banyak orang kesulitan melihatnya karena hari ini dianggap sudah nyaman sementara masa depan lebih gelap bahkan bertanya apakah akan berhasil atau gagal?
4.      Tidak ada keberanian menumbangkan cara-cara lama (the burning flatform) karena terlalu lama berada pada zona nyaman (comport zone) sulit meninggalkan status quo.
Dilain pihak Prof. DR. M Amin Azis mengemukakan bahwa Israilisme mengumandangkan ideology freemasonry semenjak abad ke 11 masehi yaitu:
1.      Menjauhkan manusia dari tuhannya hingga menjadi sekuler, tuhan telah mati tidak berkutik lagi
2.      Merenggangkan hubungan silaturahmi dan ukhuah diantara para kelompok islam.
3.      Merusak dan memperlemah akidah, mengiming-iming kesempatan, kekayaan dan kekuasaan yang pada akhirnya terwujud lemah amal, lemah moral, lemah budaya dan lemah kekuasaan
4.      Merancang dan menggalakan program-program budaya free sex terutama dikalangan generasi muda.
5.      Bekerja dengan cara diam-diam tetapi menghasilkan pemurtadan yang luar biasa. Pronsip mereka “work silently but it’s the work of deef river that silently fushes on toward on deef oceans”

B.     Solusi
Tahun baru kita sambut dengan penuh optimis jangan disambut dengan pesimis, kita sambut dengan doa dan amal, “ya Allah anugerahkan kepada kami, bulan aman dan iman, kedamaian dan islam, yang mengandilakanku dan mengendalikanmu adalah Allah SWT, bulan yang penuh kecerdasan dan penuh kebajikan” Al-Ghazali mengatakan doa tanpa amal sama dengan bohong, amal tanpa doa sama dengan sombong.
memprediksi hal-hal yang jelek dan menyulitkan (tatoyur) dalam islam tidak diperbolehkan, karena kita dibimbing oleh Rasul SAW agar berbuat dan berdoa “Ya Allah tidak ada kebajikan kecuali kebajikan-Mu, tidak ada kejelekan kecuali kejelekan dari-Mu, tidak ada yang patut dijadikan segala-galanya selain Engkau ya Alloh”.

Agar kita menjadi bangsa yang berkualitas (khoiro ummah) memiliki Negara yang adil dan makmur serta diridhai Alloh (baldah thayibah wa rabbun ghafur)  dengan mengimplementasikan kasih saying bagi seluruh alam (Rahmatan Lilalamin)  dan demi terwujudnya kejayaan islam dan kaum muslimin (Izzul islam wal muslimin) maka kita hendaknya memahami dan mengimplementasikan hal-hal berikut ini:

1.      Rosullulloh SAW diutus untuk mengadakan revolusi moral dengan cara mengubah intelektualitas, mentalitas, dan spiritualitas.
ü  Intelektualitas
Dunia hari ini dipengaruhi oleh teori – teori Yunani dan wahyu Ilahi yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW (Al-Quran dan Assunah).
Corak pemikiran Yunani dimulai dalam hal yang abstrak menuju kepada yang kongkrit yang lazim disebut dengan teori deduksi yakni mengambil kesimpulan dari umum ke khusus yang disebut rasional berpusar di otak  (antrophosentris).
Al-Quraan memberi petunjuk dalam berfikir dari yang kongkrit menuju yang lojik (rasional dan supra rasional). “Prof. DR. Ahmad Tafsir”. Teori ini lazim disebut Induktif yakni mengambil kesimpulan dari yang khusus menuju ke yang umum dan ini bersifat empiric di alam semesta (affak), pada diri manusia (anfus), dalam sejarah manusia (tarikh), dan pada wahyu ilahi itu sendiri (Al-Quraan dan Sunnah). Jadi ayat-ayat Alloh ini ada 4, yaitu ayat-ayat Quraniyah (Quran dan Sunnah) ayat-ayat Qauniyah, ayat-ayat insaniyah dan ayat-ayat tarikhiyah. Dan Alloh akan menciptakan ayat-ayat-Nya dimasa depan apa-apa yang Alloh kehendaki.
ü  Mentalitas
Sangat jelas sekali bagaimana situasi kebatinan (mentalitas) orang Arab jahili terhadap anak-anak wanita dan kaum wanita pada umumnya sangat berbeda jauh  antara kondisi jahiliyah dan kondisi Islamiyah, islam menempatkan kaum wanita pada tempat yang terhormat, bermartabat dan mulia.
ü  Spiritualitas
Sangat nyata tergambar dalam rukun iman, islam dan ihsan. Kaum muslimin mengabdi langsung kepada yang ghaib yaitu Alloh SWT. Sementara jahiliyyah menggunakan perantara seperti patung dan berhala. Mereka berkata berkata bukan mengabdi kepada patung tetapi untuk mendekatkan diri kepada Alloh.

Sholat jahiliyah di Masjidil Harom hanya bersiul dan bertepuk tangan sementara sholat dalam islam dimulai dengan takbir, diakhiri dengan salam dengan bacaan dan gerakan tertentu yang dibimbing Alloh melalui malaikat jibril dan Rosululloh SAW. Jadi pengaruh pengabdian kepada Alloh SWT perubahan intelektualitas, mentalitas dan spiritualitas melahirkan moralitas (akhlak mulia) yang disempurnakan dengan tauhid (Aswaja).

Dalam ibadah mahdoh tiada ruang bagi akal manusia untuk mengkritisinya akan tetapi sangat terbuka lebar bagi akal untuk menggali rahasia dan hikmah dibalik ibadah-ibadah mahdoh seperti ada pertanyaan whay pray?, whay past?, dan lain-lain. Sebaliknya dalam ibadah goer mahdoh dalam implementasinya agar manusia sukses harus dengan iman dan amal soleh, maka peran akal dan otak manusia sangat dominan karena kecerdasan dan ketangkasan (myelin) sangat ditentukan oleh sebuah susunan pengaturan informasi dalam otak yang terbentuk dari akumulasi pengetahuan (brain memory) yang dipadu maniskan dengan keterampilan yang terbentuk karena latihan dan aktifitas yang kita lakukan secara berulang-ulang bahkan ia menjadi gerakan reflex (muscle memory) dalam kosep Al-quran aamnu wa amilu solihat diranah ini hendaknya manusia menggunakan potensinya untuk berobservasi dan bereksperimen untuk melestarikan diri dan lingkungannya

C.     Rekomendasi
1.      Hendaknya umat islam menggalakan kembali observasi dan eksperimen guna menemukan formulasi-formulasi yang melindungi dan melestarikan manusia, alam dan seluruh isinya
2.      Hendaknya kita umat islam menjadi manusia yang memiliki titel ulul albab yang senantiasa berdzikir, berfikir, meyakini Alloh sebagai ilahnya, bersikap tawadhu dihadapan manusia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengamalkan ilmunya, membudayakannya dan terbentuklah karakter (akhlakul karimah) yang berintikan tauhid aswaja serta mampu mensyukuri nikmat pendengaran (assam’u), penglihatan (al-abshor), dan pernyataan yang tulus dan jujur (al-af idah).
3.      Hendaknya kaum muslimin memiliki karya-karya besar dan pandangan – pandangan yang tajam, dinamis, kreatif, sensitive, solutif, aktraktif, banyak makna (meaning full) dan menyenangkan (lovely) yang dalam Al-Quran disebut ulil aidi wal Absor.
4.      Hendaknya kita umat islam menjadi pemenang bukan pecundang, menjadi sopir bukan penumpang, menjadi pembagi bukan penerima, menjadi pelopor (imam) bukan pengekor (makmum) apalagi masbuq

D.    Rencana aksi
hari ini kita sedang merawat tradisi intelektual aswaja maka kedepan kita Insyaalloh akan melaksanakan:
1.      Mengembangkan intelektual aswaja
2.      Mengoprasionalkan intelektual aswaja
3.      Membudayakan intelektual aswaja
4.      Membangun karakter aswaja yaitu akhlakul karimah yag didorong (driving force) dengan kalimah thayibah laailaha illalloh yang meneladani Muhammad Rosululloh. Bismillahi maasya Alloh laa yasuukulkhairo illalloh, bismillahi maasya Alloh laa yasrifussuu’a illalloh, bismillahimaasya Alloh maa kaana min ni’matin faminalloh, bismillahi maasya alloh laahaula wallaa quwwata illa billahil’aliyyil ‘adziim.


Sekian, Terimakasih Selamat Berjuang Semoga Sukses.

ARTIKEL TERKAIT:



Manajemen
1. Kepemimpinan
2. Teori Kebutuhan Menurut Abraham Maslow